06/06/2025

Bengkayang Post

Cerdas Ungkap Realitas

Kendala Sensus Online 2020 Di Kabupaten Bengkayang

Share

Foto : Ahmad Badar, Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkayang

Bengkayang Post-(Bengkayang). Setiap sepuluh tahun sekali Badan Pusat Statistik (BPS), Republik Indonesia melakukan sensus Penduduk.

Merunut dua dasawarsa silam, 1990-an, dan 2010, BPS menghitung jumlah penduduk by name by Address’ disetiap masa memiliki tantangan berbeda.

Faktor tantangan seperti kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk, (Migrasi penduduk) hal yang lazim terjadi. Namun formula yang hemat dan tepat untuk menjangkau dan mengitung jumlah penduduk diera serba teknologi menambah deret pekerjaan dan jadi tantangan untuk penduduk dan BPS Sendiri.

Pada tahun 2020 BPS akan mengunakan tiga metode pencacahan yakni, metode Paper and Pencil Interviewing (PAPI), Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI), dan Computer Assisted Webinterviewing.

Dari tiga metode yang dipakai untuk mendata penduduk terdapat dua metode baru yang berbasis teknologi (Internet) yakni metode PAPI dan CAPI.

Ketika diimplementasi dilapangan, menurut informasi disampaikan Ahmad Badar Kepala BPS Kabupaten Bengkayang, Senin (13/1), sensus berbasis internet ini memiliki tantangan  dan hambatan bagi mereka. 

“ada yang punya Smartphone android, ada penduduk yang tidak. titik Hotspot di wilayah Kabupaten Bengkayang terbatas, dan ada ketidak percayaan penduduk akibat informasi menyesatkan, ”sebutnya, sembari menunjukan bukti Handpone yang dimiliki menerima pesan berisi identitas dirinya, sementara pak Ahmad Badar tidak tahu pengirim pesan dapat identitasnya dari mana.

Ia pun menghimbau bagi masyarakat yang memiliki alat komunikasi seperti Smartphone bisa dimanfaatkan dengan mengunjungi sensus online melalui situs resmi BPS, sensus bps.go.id yang dimulai dari 15 Februari-31 Maret 2020.

Ketika ditanya metode mana yang paling efektif untuk sensus penduduk wilayah Kabupaten Bengkayang mengingat akses internet dan luasnya wilayah kabupaten Bengkayang. Kepala BPS yang pernah bertugas di Kabupaten Sambas ini mengaku secara pribadi mendata penduduk dari pintu kepintu lebih tepat, “kalo disuruh milih konvensional pak”, Tutupnya. (Wrt: Markus / Editor)


Share