05/06/2025

Bengkayang Post

Cerdas Ungkap Realitas

Upaya Pengendalian Penyakit Tular Vektor Malaria di Provinsi Kalimantan Barat

Share

Foto: Marsauli Manalu. Mahasiswa: Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Fakultas: Bioteknologi

Bengkayang Post – Penyakit Malaria adalah salah satu penyakit tular vektor yang menyerang masyarakat di Indonesia dan dapat mempengaruhi produktivitas kerja, bahkan menyebabkan mortalitas (kematian) manusia pada keadaan rentan khususnya bayi, balita dan ibu hamil. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi plasmodium yang hidup dan berkembang biak di dalam sel darah manusia. Plasmodium penyebab malaria secara alami terdapat di dalam tubuh nyamuk Anopheles sp dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina.

Nyamuk Anopheles sp sebagai vektor malaria yang berkembang biak dengan wilayah suhu berkisar 32-33,50C, dan pH  6,4-6,7 untuk perindukan nyamuk, curah hujan yang tinggi, kelembaban udara 60%, serta tumbuhan dan hewan air yang berfungsi sebagai tempat berlindung nyamuk dari matahari dan predator. Wilayah tersebut merupakan tempat berpotensi untuk nyamuk semakin bertambah dan penularan malaria semakin tinggi. Nyamuk Anopheles sp aktif mencari mangsa pada waktu senja, fajar dan ada yang aktif pada malam hari. Gejala penyakit malaria dapat berupa demam, berkeringat berlebih, mengigil, muntah-muntah, diare dan nyeri otot.

Provinsi Kalimantan Barat rentan terhadap penyebaran penyakit tular vektor malaria karena lingkungannya  yang endemis malaria. Dimana masih ditemukan tempat atau daerah yang lokasinya dekat dengan hutan, kandang ternak, dan rawa-rawa genangan air yang dapat mempercepat perkembangbiakan Nyamuk Anopheles sp. Berdasarkan data laporan seksi pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2018 terdapat 40.682 kasus dengan pemeriksaan sediaan darah dan terdapat 151 kriteria malaria positif. Dengan demikian berdasarkan kasus penderita malaria positif, maka angka penderita malaria di Kalimantan Barat adalah 0,03 per 1.000 penduduk. Hal ini berarti dari setiap 100.000 penduduk berpotensi sebanyak 3 orang yang terjangkit malaria. Dalam kasus ini Provinsi Kalimantan Barat mempunyai target API (Annual Parasite Incidence) yaitu sama dengan kurang dari 0,0001 per 1000 penduduk, sehigga perlu dilakukan pencegahan yang ekstra terhadap penyakit tular vektor malaria tersebut.

Upaya pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam mengatasi penularan penyakit malaria yaitu dengan membagikan kelambu kepada masyarakat, menggunakan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk, penggunaan insektisida sintetik (kimiawi) dengan metode fogging, dan abate kimia merupakan cara tercepat dan instan untuk memberantas jentik dan nyamuk dewasa, dan mensosialisasikan dalam penerapan gerakan 3M, dimana gerakan 3M adalah upaya pencegahan berkembangbiaknya nyamuk dengan memberantas sarang nyamuk meliputi aksi menguras, menutup, dan mengubur. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M perlu digencarkan untuk memberantas penyakit malaria. Kegiatan tersebut merupakan tindakan pencegahan penyebaran penyakit tular vektor malaria yang dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.  

Adapun metode yang lebih aman dan ramah lingkungan namun efektif dalam memberantas nyamuk maupun jentik nyamuk, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu biolarvasida dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolia), daun sirih hijau (Piper betle L.) dan berbagai jenis bahan alami lain yang endemik dan mudah ditemukan di daerah  Provinsi Kalimantan Barat.

Selain biolarvasida, metode ramah lingkungan lain yang dapat dilakukan adalah pengendalian secara biologi dengan menempatkan ikan-ikan predator jentik nyamuk pada bak-bak penampungan air, jenis-jenis ikan yang dapat digunakan adalah ikan yang mudah diakses atau ditemukan  oleh masyarakat  Provinsi Kalimantan Barat, beberapa diantaranya adalah, ikan guppy, ikan mas,  ikan molly, dan ikan cupang.

Dalam menangani upaya kasus pengendalian penyakit tular vektor malaria di Provinsi Kalimantan Barat, tidak cukup jika hanya dilakukan oleh pemerintah atau landing sector terkait saja , melainkan keterlibatan setiap instansi ataupun masyarakat dalam menurunkan atau menekan jumlah kasus malaria tersebut.  So, Stay safe and Stay healthy!. Oleh : Marsauli Manalu Mahasiswa UKDW Yogyakarta. Semester 4.

(Editor : Wapimred)


Share