
Ket.Gambar: Sebastianus Darwis [SDR], SE,MM Bupati Bengkayang menyampaikan Sambutan Saat FGD rencana Pembangunan PLTN, (8/6/21).
Bengkayang Post – (Bengkayang). Pro kontra wacana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang rencananya dibangun di Kabupaten Bengkayang, tepatnya di area Pantai Gosong masih dalam tahap riset dan uji kelayakan.
Pada kesempatan Focus Discussion Group (FGD) yang diselengarakan BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) di lantai 5 Kantor Bupati Bengkayang, menyasar kelompok masyarakat dan organisasi yang terdampak langsung rencana pembangunan PLTN tersebut, (8/6/21).
Sebastianus Darwis, SE,MM selaku Bupati Bengkayang dalam sambutannya menyambut baik wacana pembangunan PLTN. Menutur Darwis, dengan diadakannya FGD berarti satu langkah lebih maju untuk mendekatkan kepada realisasi pembangunan suatu pusat listrik tenaga nuklir atau PLTN di Kabupaten Bengkayang. Namun demikian manajemen resiko dalam pelaksanaannya harus dikedepankan.
“Pada umumnya kita mendengar kata “NUKLIR”, maka situasi pemikiran masyarakat tertuju pada efek kebocoran PLTN Fukusima-Jepang yang menimbulkan korban serta bencana alam. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan dukungan sepenuhnya dari semua lapisan masyarakat dalam pembanguan PLTN di Kabupaten Bengkayang, maka masyarakat kita harus dipersiapkan dan dibuat matang secara psikologis untuk pembangkitan daya listrik dari Tenaga Nuklir. Setiap engineering enterpriceses akan membawa resiko kepada masyarakat yang menggunakannya, tidak terkecuali pengusahaan PLTN. Jika dibandingkan pembangkit daya secara konvensional maka pada PLTN kita dihadapkan pada dua jenis ancaman, pertama kesehatan dan dan kedua keselamatan yaitu bahaya radiasi dan pencemaran radioaktif,” ungkapnya.
Mengingaat pembangunan PLTN di Kabupaten Bengkayang merupakan suatu usaha nasional yang besar, artinya sejarah perkembangan teknologi di Republik Indonesia. Darwis pun tidak menampik dampak positif wacana pembangunan PLTN di Pantai Gosong kelak memberikan kontribusi besar kepada daerah, khususnya Kabupaten Bengkayang sehingga semua potensi yang ada diharapkan dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif.
“Kita bersyukur dari sekian banyak wilayah, ternyata Pantai Gosong punya potensi besar untuk dibangun (PLTN,-red) dari wilayah-wilayah lain. Ini progaram PLTN pertama di Indonesia. Kalau nuklir untuk penelitian riset sudah ada di Serpong, Bandung, dan Jogja. Jadi nuklir ini tenaga terbarukan, nuklir bisa untuk kesehatan, peternakan, pertanian, dan lingkungan. Sinar GAMA/Rontgen, CT Scan di rumah sakit itu bagian dari nuklir. Pertanian untuk mengembangkan varietas padi (unggul) sudah pakai nuklir. Jadi nuklir itu jangan dipandang hanya energi listriknya, bocornya, radioaktifnya, dan cuma bahayanya. Negara Bangladesh karena nuklir naik popularitasnya, masuk industri-industri di wilayah mereka sehingga meningkatkan teknologi dan kesejahteraan masyarakat karena banyak bantuan luar negeri datang ke situ untuk mengembangkan industri dan pada akhirnya meningkatkan devisa negara. Arab Saudi dan negara timur tengah juga pakai nuklir, yang dulu anti sekarang pakai nuklir, bisa di buka di google atau refesensi lainnya yang kredibel,” pungkas Darwis.
DR. Suparman, satu dari sekian riseter yang hadir dari pihak BATAN mengapresiasi Pemerintah Bengkayang karena mendukung dalam melakukan riset (penelitian) atas perencanaan pembangunan PLTN di wilayah Kabupaten Bengkayang.
“Kami wajib memberikan informasi yang sebenar-benarnya dan terbuka pada masyarakat. Apa itu kegunaan dan kelebihan kemudian juga kalau ada bahayanya harus kita sampaikan. Jadi semuanya harus secara terbuka, sehingga masyarakat nanti bisa menerima ataupun menolak juga harus secara terbuka. Kami harapkan dari sisi sosialisasi ini, diskusi ini nanti masyarakat itu bisa paham apa itu nuklir. Nuklir itu tidak hanya untuk listrik, tapi bisa untuk pertanian, bisa untuk kesehatan, dan lain-lain. Jadi ini perlu kita pahami bersama, bahwa nuklir itu bukan sesuatu yang menakutkan. Tapi nuklir itu bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi kali ini kita fokus nuklir untuk listrik, karena kita tau seluruh wilayah Kalimantan Barat ini masih kekurangan listrik dan masih impor listrik dari Sarawak-Malaysia lebih dari 200 MW. Ketergantungan ini sangat-sangat mengganggu perekonomian di Kalimantan Barat, karena itu kita butuh energi listrik yang banyak dan bisa dihasilkan dari beberapa sumber termasuk juga dari tenaga nuklir. Ini sudah selaras dan sesuai instruksi dari Bapak Gubernur dan sudah menyurati Bapak Presiden untuk bisa dibangun PLTN,” jelasnya.(Wtr : Mus / Editor : Pimred)
Baca Juga
Darma Wanita Persatuan Diskominfo Landak Minta Pelajar Gunakan Internet Cerdas, Kritis & Beretika
HUT Pertama Komunitas Gran Max Turunkan 100 Unit mobil Dan Bakti Sosial
Menanti Pemerintah Bangun Listrik di Padang Pio dan Sinto