
Foto: Baju Hitam, Akian turun dari Mobil Bawa Pentungan, Kepala Skurity PT NSA menghalau warga buat parit.
Bengkayang Post-(Banyuke-Menyuke). Sejak tahun 1991 Yayasan sosial Kalimantan Membangun (YSKM) sudah berjalan melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat di Sinto, Sabah/belacan, Titi Tareng, Pudo dan Temiak Sio.
Seiring berjalan waktu, tahun 2002 YSKM berubah jadi Lembaga Swadaya Kalimantan Membangun (LSKM). Historia ini jadi ukuran LSKM mengabdi untuk negeri ditengah hiruk pikuk perubahan jaman.
Banyak cara dilakukan LSKM untuk menopang ekonomi masyarakat terpinggirkan dipelosok negeri ini, salah satunya bersama masyarakat menanam bibit karet unggul dan transfer ilmu pengetahuan, untuk angkat harkat dan martabat anggotannya, sehingga beberapa tahun kemudian kehidupan ekonomi keluarga sedikit terangkat.
Namun seiring permintaan dunia, banyak tanaman unggul masuk di Indonesia, Khususnya Kalimantan, seperti Kelapa Sawit, sehingga tanaman Karet yang dikelola LSKM bersama kelompoknya tersingkir, mungkin Kelapa Sawit lebih menjanjikan hidup lebih baik bagi sebagian masyarakat di bandingkan Karet.
“Awal kami bergerak buat pembibitan Entrys Karet, dikelola bersama kelompok, di Tana Ansak Kampung Titi Tareng seluas enam hektar. Dua hektar bibit entrys, dua hektar tanam batang bawah, dua hektar untuk percontohan tanam produksi. Kemudian di Ara Runukng Kampung Belacan/Sabah tanam juga 1.000 batang bibit Entrys Karet unggul. Sekarang lokasi ini sudah beralih fungsi jadi kebun Kelapa Sawit PT Nusantara Sarana Alam,” ungkap Marselinus Utahan, Sabtu 14/8/2022.
Padahal jika dilihat, usia LSKM dan PT NSA jauh berbeda. LSKM masuk tahun 1991, PT NSA baru tahun 2015. Terpaut dua puluh empat tahun. Tapi lagi-lagi PT NSA digerak oleh kapital yang sanggat kuat. Sehingga dari tiga titik tanah LSKM yang dikelola seluas 104,51 hektar digilas habis, termasuk tanam tumbuh seperti kayu-kayu berharga tidak ada sisa. Semua berubah jadi tanaman Kelapa Sawit.
“Contoh di satu titik. LSKM berangkat bersama kelompok tani binaan ke tanah/lahan pembibitan. Waktu itu hadir Kepala Desa Tembawang Bale, Kepala Dusun Belacan/Sabah, pengurus adat masyarakat yang menjual tanah ke LSKM dan Perwakilan PT NSA. Ditemukan lahan 37 hektar tanah LSKM dibabat dan ditanam sawit PT NSA,” terang Marselinus Uthan, pukul 18:33 Wib.
Persoalan kepemilikan lahan ini terus jadi bara api pemicu konflik. Hingga hari Sabtu,13/8/2022, kelompok tani binaan LSKM buat batas di tanah dengan menggali parit ukuran panjang sekitar empat meter, kedalaman 50 Centimeter, dengan maksud agar perusahaan tidak melalukan aktifitasnya ditanah milik LSKM. Sekitar pukul 12:00 tiba tiba datang kepala Skuriti PT NSA bersama tiga orang Brimob meminta pekerja berhenti tidak gali batas tanah karena menurut mereka tanah dimaksud milik PT NSA.
“Bapak tolong hentikan pekerjaan, jangan gali tanah itu, pulang saja kalian,” pinta Akian Kepala Keamanan PT NSA, Sabtu (13/8/2022).
Mendengar perintah dari Akian Seperti itu, sontak anggota LSKM Bonifasius Eri, mendatangi Akian, menjelaskan bahwa yang dikerjakan kelompok tani LSKM masih berada dilahan milik LSKM. Bapak boleh poto surat kami dari Badan Pertanahan Kabupaten Landak, lengkap petanya.
Surat tertanggal 28 April 2022 berbunyi ,’ “Pihak Kementerian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional tidak menerbitkan alas hak (HGU dan Hak lainnya) kepada pihak PT NSA dan Koperasi Bakomo Diri Maju dan pihak mana pun diatas tanah/lahan milik LSKM tampa persetujuan dan seijin dari pihak LSKM” bunyi surat tersebut ditandatangani Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Landak, Saumurdin,S.H. Wrt.JMT
Baca Juga
Pejabat Baru DAD Sengah Temila Diduga Masih Belum Dilaporkan Pada Ketua Adat Kabupaten Landak
Polsek Menjalin Laksanakan Patroli Rutin dan Sambang Warga
Usai Viral Di Media Sosial Berikut Klarifikasi 23 Tahanan, Penjelasan DAD & 1 Oknum Petugas Rutan Kelas II B Bengkayang