Pemerintah Lalai Mengakibatkan Pekerja PETI Hampir Setiap Tahun Meninggal

Bengkayang Post-(Bengkayang). Kasus Penambang Emas Tampa Ijin (PETI) berujung pada kematian yang melibatkan warga Kabupaten Bengkayang hampir setiap tahun selalu ada.

Tahun 2022, di batas wilayah antara Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Sambas, dekat wilayah Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bemgkayang, Kalbar, peristiwa memilukan ini terulang kembali.

Release dari Polres Bengkayang pada Minggu, 18/9/2022, menunjukan ada empat orang yang meninggal dunia tertimpa tanah longsor.

Diantaranya: Hermanus (Alm) warga Desa Monterado, Yohanes Naga alias Oot (Alm) asal Pakucing, Piko (Alm) asal Sejaruk Param dan Tumin (Alm) warga Selaku Tua Kab.Sambas.

Kerja aparat penegak hukum dalam hal ini Kepolisian mengamankan lokasi setelah peristiwa kematian terjadi. Dan melakukan evakuasi atau mengamankan area tambang ilegal.

“Jam 08.00 s/d 12.00 Wib Regu 2 melakukan penyisiran di hutan, sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mencari dan menemukan korban yang mungkin berhasil menyelamatkan diri ke dalam hutan untuk diberikan pertolongan,” sebut AKBP. Dr.Bayu Suseno Kapolres Bengkayang dalam laporannya di Polda Kalbar, Minggu (18/9/2022).

Wakil rakyat Kabupaten Bengkayang di DPRD, Esidorus, meminta pihak Kepolisian melakukan tindakkan terukur sesuai dengan undang – undang yang berlaku.

“1.Turut prihatin atas kejadian PETI yang menelan korban jiwa, 2. Agar pemerintah dan Kepolisian melakukan investigasi sesuai dengan kewenangan, 3. Mencegah agar kejadian serupa tidak terulang kembali, 4. Utamakan mencari korban yang tertimbun,” ucap Esidorus, pukul 19:56 Wib.

Kejadian ini menurut praktisi hukum, Jakarias, SH, akibat kelalaian pemerintah kabupaten, kecamatan, pemerintah desa dan aparat penegak hukum. Seharusnya sedari awal dilakukan pembinaan sehingga PETI bisa ditertipkan.

“Pemerintah kurang peka dengn masalah PETI. Saat timbul masalah baru sibuk, setelah itu hilang,” terang Jakarias,SH, Minggu, 18/9/2022. Wrt. Jmt & Fendi.