06/06/2025

Bengkayang Post

Cerdas Ungkap Realitas

Tradisi Makan Poe Pangumpur Di Amboyo Utara

Share

Bengkayang Post-(Ngabang). Sebelum menikah ada tradisi kumpul waris, yang biasa dikenal makan Poe Pangumpur, sejenis makanan dari Pulut, disajikan keluarga yang punya kegiatan, menurut cerita makan Poe Pangumpur ini dimaksudkan untuk mengikat kata, inilah yang dilakukan calon mempelai sebelum mereka menapak pada jenjang lebih tinggi.

Seperti diungkap Pransius Antono, temenggung Binua Sapari Dusun Amboyo Utara, Pal 20, Desa Amboyo Utara Kec.Ngabang Kabupaten Landak pada tanggal 29/7/2023, keluarga dari Warga Dusun Setabar, Desa Bebatung, Kec.Mandor, Kab.Landak mengunjungi rumah pihak perempuan. 

“Tujuannya adalah dalam rangka menghadiri makan Poe Pangumpur, Antara saudari Lola & Jeri. Dalam kesempatan ini tentunya semua ada adat, ada peraga di antaranya adalah  Cucur atau Tumpi dan Pulut atau Poe. Tumpi berasal dari beras. Berikutnya beras di tumbuk di jadikan tepung. Kemudian  di goreng sehingga bulat
artinya membulatkan hati kedua mempelai,” ungkap Pransius Antono.

Atas kunjungan pihak mempelai laki-laki
dari Desa Bebatung diwakili Harianto atau Pak Bela ditemani Tumenggung Binua Tangkuning Lansam Paradik, pengurus gereja, pasirah dan pihak picara ke rumah pihak perempuan yaitu Lola.

“Bahwa kedua mempelai ini berbeda agama ,
dan agama tidak mengijinkan untuk pindah. Namun karna kedua mempelai ini berbeda Agamanya, cuman salah satu yang mengalah karna supaya menjadi satu kepercayaan,” ungkap Madidin.

Lansam Pardik kemudian menwgaskan juga bahwa kesepakatan membulatkan kata atas tunangan di antara Lola dan Jeri’ bahwa yang ada di hadapan kita ini peraga adat cucur dan Poe Pangumpur saat ini sudah kita makan bersama artinya kata sudah bulat dan jangan lagi di antara tunangan berdua ini yang ingkar janji sebelum melangsungkan resepsi pernikahan nantinya.

“bagi siapa berdua ini yang mengingkari nya, maka akan di tuntut secara adat yang sesuai berlaku setempat,” ungkap Lansam Pardik.Wrt.Kuen.


Share