
Binua Lampahuk pilih pemimpin adat. Suksesi ini melewati prosesi sacral. Dan yang berhak maju pewaris yang leluhurnya pengurus adat. Mengapa Demikian ?.
Bengkayang Post-(Elok Asam). Masyarakat Binua Lampahuk awal tahun 2025 melaksanakan pemilihan kepala Binua. Pemilihan tidak seperti system demokrasi atau system langsung tunjuk . Tetapi menggunakan kebiasaan orang tua jaman dahulu yang terkesan sangat unik, agak sedikit sacral dan mempertimbangkan garis keturunan.
Menurut penuturan Rudi, calon yang berhak maju sebagai pemimpin adat kebinuaan harus ditelusuri dari garis keturunan apakah ada leluhurnya sebagai pemegang adat?. Masyarakat keturunan tidak terbiasa pegang adat harus berpikir ulang. Pasalnya adat yang dilaksanakan dan kebijakan adat tidak akan popular dan bahkan masyarakat tidak di peduli. Maka mereka sebagai pewaris dan punya darah pemangku adat yang layak maju.
‘’Di Binua Lampahuk ada delapan pemegang adat, ada Makando, Maangho, Masage, Maate, Maliak, Kajojot, Manyarang dan Matari. Kedelapan pemegang adat ini berhak mencalonkan. Kebetulan pada saat mencalonkan hanya tiga pemegang adat. Salah satunya Makando,’’ ungkap Rudi di rumah pribadinya, pada Senin (21/1/2025).
Disaat penentuan kepala binua, terang Rudi, setiap calon diminta duduk melingkari Gong. Kemudian para tetua adat bawa Ayam Merah, namun sebelumnya kening para calon itu dioles darah, baru kemudian tetua adat potong Ayam Merah, lalu ayam tersebut di tutup dengan Gong. Tujuannya, jika kepala Ayam yang sedang sakaratul maut itu mengarahkan kepalanya pada si calon kepala binua, calon kepala binua itulah penerus estafet kepemimpinan selanjutnya.
‘’Di Binua Lampahuk telah dua puluh lima tahun tidak ada penggantian kepala binua, Karena masih ada penguasa adat terdahulu. Kemarin (20/1), kami mengadakan pemilihan kembali. Saya maju, karena leluhur kami dari Makando (Pemegang adat) hingga saat ini masih eksis, bersaing dengan dua calon. Perwakilan yang termasuk dalam Binua Lampahuk Desa Tebuah Elok, Balai Gemuruh, Mensade, Tebuah Marong dan Desa Belimbing semuanya hadir,’’ Jelas Rudi, Pukul 19:30 Wib.
Rudi pun tidak menduga, bahwa ayam yang ditentukan sebagai petunjuk pemilihan pimpinan kepala Binua Lampahuk ketika angkat Gong terlihat kepala Ayam mengarah di depannya. Ia secara resmi pegang tongkat keramat warisan tetua binua terdahulu. Sebagai Simbol keabsahan kuasa pemegang adat kepala binua. Dua calon yang tidak terpilih secara otomatis sebagai wakil kepala Binua Lampahuk.
‘’Inilah uniknya penentuan kepala Binua Lampahuk, tidak seperti kepala binua lain. Masing-masing memiliki kearifan local. Saya menduga, keinginan masyarakat sudah dibaca alam. Sehingga harus saya yang terpilih. Saya terima saja karena memang keturunan kami penerus adat. Tugas berikutnya melakukan pengukuhan, kita akan undang dua bupati Bengkayang – Sambas, dan pengurus adat lainnya,’’ ungkapnya.
Jika melihat undangan pada saat pemilihan hadir Camat Subah Kab.Sambas, Kapolsek Subah, Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sambas, Ketua Dewan Adat Kecamatan Subah, perwakilan TNI, Anggota DPRD Kabupaten Sambas dan banyak warga yang menyaksikan. ‘’ Di daftar hadir tertulis ada empat puluh satu, yang tidak mencatat nama dalam daftar hadir lebih banyak lagi, jadi selama suksesi kepemimpinan Binua Lampahuk memang seru,’’ jelas Rudi.
Agenda kedepan selain pengukuhan Rudi akan merapikan administrasi kepengurusan adat Binua Lampahuk. Misal menotariskan kepengurusan, merapikan pengurus adat pada tingkat dusun dan menerbitkan surat Keputusan sebagai pengurus adat. ‘’Kita tidak mau lepas seperti pengurus adat jaman dulu, kita maklumlah karena banyak belum paham budaya tulis, tapi sekarang kita telah terpelajar harus lebih tertib. Agenda besar lainnya kita akan menetapkan wilayah adat Binua Lampahuk, tanah adat tidak boleh di jula pada pihak lain namun boleh dimanfaatkan secara komunal,’’ tutup Rudi. Wrt.Jmt
Baca Juga
Peletakan Batu Pertama Gereja HKBP Bengkayang
Pembangunan Parik Jagung Bengkayang Diperkirakan Sudah 35%, Namun AMDAL Wajib Diperhatikan
Di Mandor Mobil Bawa Lima Penumpang Tabrak Pembatas Jalan