
Foto : Ketua Dewan Pimpinan Daerah, (DPD), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia, Kabupaten Bengkayang, Iyus,SE
Bengkayang Post-(Bengkayang). Perusahaan PT Sentosa Bumi Wijaya (SBW) beli murah tandan buah segar (TBS) dari petani sawit di kabupaten Bengkayang.
Harga yang ditetapkan perusahaan, menurut informasi dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah, (DPD), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia, Kabupaten Bengkayang, Iyus,SE, kisaran Rp1.060,-/kg.
Menurut Iyus Seharusnya harga TBS dari petani local disamakan dengan buah yang dibeli dari luar Kabupaten Bengkayang.
Selisih harga TBS local dan buah luar Kabupaten Bengkayang cukup tinggi yakni Rp200,-/kg, (8/7). Padahal menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013, perusahaan mendapatkan dukungan dari kebun masyarakat lokal.
“Pasal 11 (1) Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan untuk mendapatkan IUP-P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, harus memenuhi penyediaan bahan baku paling rendah 20% (dua puluh per seratus) berasal dari kebun sendiri dan kekurangannya wajib dipenuhi dari kebun masyarakat/Perusahaan Perkebunan lain melalui kemitraan pengolahan berkelanjutan”.
“Bukan hanya sekedar saya, tapi seluruh petani sawit sekitar Kabupaten Bengkayang yang memberikan data, seolah-olah ditinggalkan,” sebutnya.
Kegelisahan ketua Koperasi Serba Usaha Maju Bersama ini bukan hanya merasa ditinggalkan tetapi perusahaan PT SBW tidak pernah mengikuti atau memakai harga penetapan yang ditetapkan oleh Tim di Provinsi (Tim Apresial Penilaian dan Penetapan Buah).
“Yang jelas penetapan harga TBS ini 2 kali dalam sebulan, mereka pakai standar mereka, mungkin pakai harga CPO eksport, tapi Pemerintah kan sudah mengatur,” tutrnya lagi.
Lebih jauh Iyus mengatakan siap melakukan koordinasi dengan semua pihak untuk memperjuangkan ketimpangan harga bagi seluruh pekebun sawit local.
“Saya akan berkoordinasi ke pihak Perusahaan, kemudian ke Komisi B di DPRD Kab. Bengkayang, kalau tidak juga ada respon kita akan demo, kita minta ijin ke Polres. Kami di Asosiasi berharap kepada pemerintah daerah supaya memediasi atau memberi mana solusinya supaya harga buah petani sawit mandiri ini dibeli sesuai harga penetapan, kalau begini terus kan rugi petani, kita tanam sawit banyak-banyak pun kita dirugikan,” tutur Iyus, kesal.
Masalah beda harga TBS local dan luar Bengkayang, Tri Wibowo, Manager Humas PT SBW menyebut dipengaruhi subsidi angkut.
“Masalah itu sudah sering dibahas, kenapa perbedaan itu ada karena ada subsidi angkut dari jarak dan segala macam. Sebenarnya sama saja harganya, cuma ada bahasa kami itu subsidi angkut, dan itu sudah dari dulu. Buah dari local kan kurang, sekarang kami terima buah Cuma 200-300 ton, makanya teman-teman dari Menjalin kirim ke sini, kita cari buah ke sana segala macam, dari jaraknya yang jauh itu lah diberikan subsidi angkut. Saya rasa untuk semua perusahaan sama. Kita butuh buah yang banyak, dari itu kita ingin memenuhi kebutuhan dari pada kebun-kebun yang bermitra dengan kita di luar daerah.” Terang Tri Wibowo, 14/7/2020.
Berkaitan naik turun harga TBS Tri Wibowo, mengelak yang menaikan dan menurun harga orang Jakarta. Mereka disini hanya atur keluar masuk buah.
“masalah harga bukan pabrik yang menetapkan, itu orang Jakarta yang menetapkan setiap hari berubah. Departemen komersil yang bertransaksi. Terkait dengan harga buah itu pemegang DO sama orang Jakarta. Di pabrik ini kami Cuma timbang buah, keluar buah, timbang CPO keluar CPO, masalah harga kami tidak tahu, yang tahu itu yang pegang DO. Nah, setiap hari itu berubah, dasarnya dari CPO itu juga berubah-berubah,” terang Tri Wibowo. Wrt: R.Tumpok & Markus,M: Editor Pimpred
Baca Juga
Jhon Nedi tidak Terima Dituduh Curi Buah Sawit & Pukul Karyawan Perusahaan
Polsek Kuala Behe Hadiri Kegiatan Pemasangan Adat Tutup Saka Adat Balala Di Kuala Behe
Bhabinkamtibmas Polsek Air Besar Dampingi Poktan Tuah Talino Saat Perontokan Biji Jagung