
Foto : Warga Desa Bebatung dan Desa Kerohok ambil gambar bersama saat bersihkan makam, Kamis 10/9/2020.
Bengkayang Post – (Mandor, Kab.Landak). Jiwa sosial dan gotong royong dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia memang sudah mendarah daging. Hal ini tergambar di dua desa Kecamatan Mandor, yaitu Desa Kerohok dan Desa Bebatung yang sudah sejak 40 tahun menyiapkan lahan perkuburan/wakaf yang dikelola bersama-sama.
Martinus, Kepala Dusun Kerohok, mengatakan, “Hari ini kami disatukan di sini untuk mengadakan pembersihan kuburan dimana ada beberapa kuburan yang ditimpa kayu yang tumbang, jadi kami gotong royong. Dan pada hari ini juga kami melibatkan organisasi kepemudaan yaitu yang kami kenal dengan komunitas ‘Rentesan’ beranggotakan 30-an orang dan juga beberapa warga setempat dan juga kami melibatkan warga desa tetangga yaitu Desa Bebatung. Jadi disini ada 2 desa yaitu Desa Kerohok dan Desa Bebatung,” ucapnya. (10/9)
Martinus menajutkan, “Kenapa kami mengundang Komunitas ini, karena memang dibentuk untuk kebutuhan sosial seperti menggalang sumbangan jika ada warga yang sakit keras dan keluarganya tidak mampu, maka organisasi ini yang langsung turun lapangan. Kemudian saat acara-acara perkawinan dan juga sudah tentu seperti kegiatan yang sifatnya sosial dan Adat seperti sekarang ini,” jelas Martinus.
Pak Maradan, Tokoh Masyarakat Desa Kerohok, “ Pada hari ini kami bersama-sama mengumpulkan masyarakat di dua desa, yaitu Desa Kerohok dan Desa Bebatung dalam rangka untuk mengadakan ritual adat, dimana ritual adat ini kami laksanakan karena ada beberapa pohon yang menimpa kuburan keluarga kami sehingga kami sepakat di dua desa ini bergotong royong untuk membersihkannya dan sekaligus mengadakan ritual adat. Karena sesaui tradisi kita tidak bisa melakukan sesuatu tanpa melalui ritual adat terlebih dahulu, baru setelah itu kita melaksanakan pembersihan kuburan sampai selesai,” jelas Pak Maradan.
Kepala Adat Temanggung Binua Tengkuni, Larsampardi, ikut menjelaskan, “Desa Kerohok dan Bebatung ini masuk di wilayah Binua Tengkuni, dan melibatkan kurang lebih 50 orang yang bergotong royong membersihkan pemakaman. Ada kesepakatan di antara dua desa, yaitu semangat juang dalam bergotong royong, dan sebagaian kecil diwujudkan pada pembersihan lahan pemakaman ini,” tutupnya.(Wtr : Ku’en / Editor : Wapimred)
Baca Juga
Bupati Bengkayang Berharap Penyelenggaraan Evaluasi Kabupaten Layak Anak Tolak Ukur Pada Pembangunan Daerah
Oknum Kadus Menggauli Anak Di Bawah Umur Kena Tangkap Polres Bengkayang
Warga pagar jalan Mobil jalan PT SMS Mereka Tuntut Lahan 144 hektar